About our Airport Service .............

Having trouble with your flight, confuse with the airport condition, waiting long queue at check - in counter, where to wait, getting your flight information, troubled with your baggage or any other difficulties during your existence at the airport. Just contact us to provide services.

Service include :
For further details please call 081 - 551 314 20, 0856 4820 2005, 031 - 60 46 6165, 031 602 555 65 or mail to subairportservice@yahoo.com
Check - in process, Preferable seat, Label baggage, Flight information, Runway view during waiting, Lounge, Last minute Go-Show ticket, Etc.
Up to date information, articles and any progress regard Aviation Industry specially in Surabaya are also available here. Please send us your feedback and comment. Thanks.

Monday, April 21, 2008

waiting for "JAKARTA"

Seperti yang pernah diberitakan di blog ini sebelumnya mengenai ungkapan "I hate Monday", tertundanya penerbangan Lion Air dari Surabaya tujuan Balikpapan pada 10 Maret 2008. Kejadian ini terulang lagi, hari ini tampak keadaan crowded para karyawan ground Lion dan Wings Air bandara Juanda Surabaya karena seluruh penerbangan tujuan Jakarta mengalami Delay. Bisa dikatakan mengalami Long Delay sebab semenjak pagi flight Wings Air IW 8977 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan selama kurang lebih 4 jam.
Adapun sebuah airline dengan armada serta rute ke berbagai pulau di Nusantara, tak pelak keterlambatan penerbangan diakibatkan oleh rotasi pesawat. Sehingga sebuah penerbangan mengalami keterlambatan karena harus menunggu keberangkatan hingga pesawat dari kota atau asal tiba untuk selanjutnya digunakan dari Surabaya menuju Jakarta. Seperti imformasi yang kami peroleh bahwa seluruh penerbangan tujuan Jakarta penerbangan Lion dan Wings Air mengalami Long Delay.
Mau tidak mau seluruh penumpang dengan berbagaikondisi harus menunggu hingga jam keberangkatan baru tiba, dalam arti harus menunggu dan berkeliaran di Bandara selama setengah hari. Untuk flight Wings IW 8977 dengan jadwal keberangkatan 10:10 WIB, oleh karena mengalami keterlambatan selama 4 jam maka dihitung dari jam buka counter check in yakni 2 jam sebelumnya pada jam 08:00 WIB. Hal ini berarti penumpang dengan penerbangan tersebut sudah datang dan melaporkan tiketnya dan harus menunggu selama 7 hingga 8 jam karena penerbangan baru diberangkatkan pada pukul 13:30. Luar biasa bukan, di hari Senin yang mungkin banyak penupang dengan berbagai keperluan serta keadaan harus menunggu sdikitnya separoh dari satu hari harus mereka lewatkan berada di Bandara yang mungkin dalam kondisi yang tidak stabil.
Wajar apabila keadaan ini mebuat beberapa hingga sebagian besar penumpang mengajukan keluhan berat (heavy compalin), marah dengan berteriak, mengintimidasi hingga mengeluarkan ancaman bahkan sampai melakukan kontak fisik dengan ground staff yang mau tidak mau harus berada pada posisi pesakitan serta dijadikan bulan - bulanan para penumpang yang berkategori elit atau sok elit dengan tampilan perlentenya. Apabila mereka yang beruntung maka karyawan Customer Service akan memindahkan atau mentransfer mereka ke flight yang lebih cepat malalui airline lain. Namun hal ini biasaanya memiliki kemungkinan yang sanagat kecil, apabila terjadi penundaan penerbangan biasanya semua penumpang merasa penting dan harus di prioritaskan untuk segera di pindahkan, pada faktanya tidak mudah untuk memindahkan ke penerbangan lain karena tidak semua airline mampu menyediakan jam keberangkatan terhitung sejak pukul 10:00 hingga 13:00. Belum lagi bagi mereka yang memiliki penerbangan lanjutan dengan airline lain dari Jakarta dengan kondisi memiliki bagasi yang tidak sedikit, sehingga kompleks mengenai pemindahan bagasi serta hal - hal lain.
Mengapa ini bisa terjadi? Kompleks! daripada ber-retorika atau bahkan pemerintah serta pihak lain memandang tulisan ini bermaksud men-deskreditkan serta merangsang untuk ber-polemik maka kami tidak mau terjebak dengan bualan semacam itu dan lebih memekankan kepada pembaca untuk lebih menyadari ketika memilih sebuah airline dengan segala konsekuensinya ketimbang marah dan meminta kompensasi kepada karyawan yang mungkin hanya kaki tangan dan menjadi korban dari sistem penguasa serta politikus yang tidak perduli apakah konstituen nya merana ataukah bahagia.


No comments: